Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Orangtua Tega Menganiaya Anaknya Sendiri

Penyebab Orangtua Tega Menganiaya Anaknya Sendiri
Akhir-akhir ini berita di media online maupun media konvensional terkait orangtua yang tega menganiaya anaknya sendiri semakin marak. Padahal usia mereka masih di bawah umur. Beberapa waktu lalu ada berita seorang anggota polisi yang memutilasi kedua anak kandungnya (4 Pengakuan Polisi M*t*lasi 2 Anak Kandung di Kalbar), ada juga berita tentang orangtua yang aniaya anaknya hingga lumpuh (Orangtua Aniaya Anak Hingga Lumpuh), berita orangtua aniaya anak hingga kakinya patah (Orang Tua Tega Siksa Anak Papua Hingga Kakinya Patah), orangtua tega memperkosa anaknya, dan berita-berita lain yang membuat saya merinding membacanya. Sungguh Ironis. Kalau ada anak durhaka kepada orangtua, mungkin ini yang dinamakan orangtua durhaka kepada anaknya.

Bagi kita, menjadi orangtua adalah anugerah yang sangat indah yang diberikan Allah. Mempunyai anak adalah cita-cita setiap insan yang merindukan kedamaian berumah tangga. Dengan kehadiran anak sebagai buah hati, ia menjadi penyejuk hati buat keluarga. Selepas sibuk di kantor dengan berbagai urusan, ketika sampai di rumah semua itu hilang karena melihat anak-anak kita yang lucu dan begitu menggemaskan. Subhanallah. Tapi tidak demikian dengan mereka yang tega menganiaya anaknya. Bagi mereka, mungkin anak adalah musibah. Beban yang merepotkan kehidupan.

Lantas, mengapa sih mereka begitu tega menganiaya anaknya sendiri? Ini dia penyebabnya:

1. Tidak Siap Menjadi Orangtua
Banyak orang yang hanya siap menikah (lebih parah lagi yang tidak siap menikah,he), tapi tidak siap menjadi orangtua. Istilahnya mau enaknya saja. Mereka siap menikah (kawin), tapi tidak siap mempunyai anak karena berbagai alasan. Karir dulu, kuliah dulu, belum punya rumah sendiri, dan alasannya lainya. Alat kontrasepsipun (KB dan sejenisnya) menjadi jawabannya untuk menghambat pembuahan. Tapi, ketika Allah berkehendak semuanya bisa terjadi. Kun fayakun. Bayi mungil pun lahir. Bagi mereka, ini merupakan sebuah bencana. Anak yang tidak mereka harapkan lahir. Ketika sesuatu yang tidak diharapkan ada, apa yang akan dilakukan kepada anaknya? Berbagai macam reaksinya. Ada yang ikhlas dan mendidik anak sepenuh hati dan penuh kasih sayang, ada juga yang sebaliknya. Itu yang menikah lewat 'jalur resmi'. Yang lebih parah lagi mereka yang 'menikah' melalui 'jalur tidak resmi' alias zina. Na'udzubillah.

2. Tidak Memahami Usia Tumbuh Kembang Anak

Selain tidak siap menjadi orangtua, penyebab lainnya adalah mereka tidak memahami usia tumbuh kembang anak. Hal ini sangat berkaitan dengan pola asuh. Makanya, pendidikan parenting menjelang dan sesudah menikah sangat penting bagi para orangtua untuk dipelajari. Bagi orangtua yang paham dengan usia tumbuh kembang anaknya, dia akan memperlakukan anaknya sebaik mungkin dan sebagaimana mestinya. Pola asuh yang tepat dan sesuai dengan usia tumbuh kembang anak, akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan kematangan seorang anak.

Bagi orang tua yang tidak memahami usia tumbuh kembang anak, dia akan memperlakukan apa yang dia mau. Bukan apa yang anak mau. Akhirnya tangannya begitu ringan mencubit bahkan memukul, mulutnya marah bahkan membentak anaknya, karena anaknya melakukan sesuatu yang 'merepotkan' dirinya. Misalnya anak ngompol, menangis, BAK dan BAB di celana, dan sebagainya. Padahal hal itu merupakan sesuatu yang wajar bagi seoarang anak.

3. Tekanan Di Tempat Kerja
Permasalahan orang tua yang tak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri di tempat kerjanya, kemudian dilampiaskan kepada buah hatinya. Orang tua mendapat tekanan di tempat kerjanya. Akhirnya, permasalahan tersebut baik langsung atau pun tidak langsung terbawa ke rumah. Anak pun menjadi korban pelampiasan. Dimarahi, dipukul, dan perbuatan kekerasan lainnya.

4. Guncangan Keuangan
 Ketika orangtua sedang berlimpah rizkinya, dia begitu baik dan sayang kepada anaknya. Apa yang anaknya pasti dia turuti. Keluarga pun ibarat surga yang hadir di dunia. Tapi bagaimana ketika tiba-tiba Allah uji rizkinya? Guncangan keuangan ini mungkin membawa terhadap keluarga, termasuk kepada anaknya. Ada beberapa orangtua yang dalam kondisi ini tidak siap. Dengan begitu mudahnya dia memarahi anaknya yang rewel minta jajan. Karena kesal, dia pun memukul dan menganiaya anaknya.

5. Tidak Dapat Mengendalikan Emosi
Ini merupakan hal yang sangat penting. Banyak orangtua yang tega menganiaya anaknya sendiri karena emosi. Dia tidak dapat mengendalikan emosi karena anaknya melakukan sesuatu yang menurutnya kurang pas. Dia pun lepas kendali dan kehilangan akal sehat. Kalau sudah demikian, setan pun bermain disini. Api di dalam tubuh yang emosi ditambahi oleh api setan. Na'udzubillah.

Wahai para orangtua, anak adalah titipan dari Allah. Yang namanya titipan, maka dia harus dijaga sebaik mungkin. Semoga Allah memberikan kita kesabaran dalam mendidik anak. Mendidik anak itu perlu ilmu, maka pelajarilah. Bijaklah dalam mendidik anak, karena kalau tidak akan menyesal kemudian. Menyesal di dunia dan juga menyesal di akhirat. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
Admin
Admin Belajar untuk menjadi lebih baik

Posting Komentar untuk "Penyebab Orangtua Tega Menganiaya Anaknya Sendiri"