Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas
[PULPEN GURU] Sebagai makhluk sosial, ciri yang melekat pada manusia adalah keinginan untuk melakukan interaksi satu dengan lainnya. Interaksi sendiri berarti hubungan timbal balik yang dilakukan baik antarindividu, antarkelompok maupun individu dengan kelompok. Dalam interaksi, ada proses mempengaruhi tindakan kelompok atau individu melalui sikap, aktivitas atau simbol tertentu. Orang akan mengenali yang lain melalui proses interaksi tersebut.
Proses untuk mengenali yang lain, yang juga dilakukan oleh
manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial bisa dijumpai melalui cara
lain, yakni sosialisasi. Sosialisasi berarti penanaman atau penyebaran
(diseminasi) adat, nilai, cara pandang atau pemahaman yang dilakukan oleh satu
generasi kepada generasi berikutnya dalam sebuah masyarakat.
Melalui sosialisasi, seseorang atau sebuah kelompok
menunjukkan nilai-nilai yang dianutnya. Tujuannya, bisa sebatas hanya
mengenalkan atau bermaksud mempengaruhi yang lain. Dalam sebuah kelompok
yang terdiri dari banyak individu, potensi munculnya perbedaan persepsi
sangatlah besar. Masing-masing orang memiliki nilai serta pandangan yang
menjadi identitasnya. Terhadap pandangan yang tidak sama itu, kemampuan untuk
bernegosiasi sangatlah penting. Satu anggota kelompok dengan anggota lainnya,
mencari titik temu agar ada satu identitas yang disepakati sebagai jati diri
kelompok.
Begitu juga yang dilakukan oleh mereka yang ingin membentuk
grup atau kelompok yang lebih besar. Kelompok-kelompok kecil itu berunding
untuk menciptakan satu identitas yang bisa mewakili semuanya. Identitas atau
jati diri yang menjadi ciri dari kelompok besar itu, bisa saja berasal dari
nilai sebuah kelompok kecil yang kemudian disepakati oleh semua kelompok. Atau,
ia bisa didapati dengan cara lain. Identitas itu betul-betul sesuatu yang baru,
yang tidak ada pada anggota kelompoknya.
Terciptanya identitas kelompok, dengan demikian, mendapatkan
pengaruh dari mereka yang menjadi anggotanya. Identitas sebuah grup merupakan
hasil dari rumusan dan kesepakatan yang diharapkan bisa menjadi media bagi
kelompok lain ketika hendak mengenalinya. Di sini kita bisa menarik dua hal
penting, yakni jati diri dan keragaman atau kebinekaan.
Mengapa kebinekaan menjadi tema penting dalam kaitannya
dengan masalah identitas atau jati diri?
Kita perhatikan bagaimana sebuah kelompok terbangun. Jika
ada 10 individu dalam satu kelompok, itu berarti ada 10 cara pandang atau
pendapat tentang apa dan bagaimana menciptakan jati diri kelompok tersebut.
Begitu pula ketika 100 kelompok hendak menciptakan jati diri untuk satu kelompok
besar. Kita akan mendapati 100 jati diri yang sedang berbincang tentang
bagaimana menciptakan identitas bersama mereka.
Sepuluh, seratus, seribu dan seterusnya adalah representasi
dari kebinekaan atau kemajemukan. Di dunia ini, ada beragam identitas. Baik
identitas individu maupun kelompok. Identitas yang tercipta secara alamiah atau
dibentuk secara sosial. Keragaman merupakan hukum alam yang harus disadari dan
diterima oleh siapapun. Bangsa Indonesia sedari awal telah menyadari akan hal
ini. Kita hidup dalam keragaman, tetapi ingin tetap berada dalam payung yang
bisa mengayomi kebinekaan itu. Inilah hakikat dari semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika”.
Sebagaimana para pendiri bangsa yang menyadari bahwa
Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya, agama, etnis, suku dan bahasa,
begitupun juga yang harus dilakukan oleh generasi penerus. Kesadaran tentang
kebinekaan, harus dilanjutkan oleh kehendak untuk mengenali yang lain.
Berkenalan dengan identitas lain di luar dirinya merupakan cara terbaik ketika kita
hidup dengan mereka yang berbeda.
Coba diingat, ketika awal berpindah sekolah dari SMP ke SMA.
Sebagian besar teman-teman adalah orang-orang baru. Guru-guru yang mengajar pun
demikian. Lingkungan sekolah juga berbeda dengan situasi sebelumnya. Jika kita
tak bersosialisasi dengan cara mengenal satu dengan yang lain, kita seperti
hidup seorang diri, meski faktanya ada banyak orang di sekeliling. Karenanya kita harus
berjumpa, berkenalan dan berinteraksi agar kebinekaan atau keragaman itu tak
hanya sekadar ada dan diakui tapi juga saling dikenali.
Menghargai keragaman adalah salah satu bentuk ketaatan kita pada hukum alam.
Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala keragaman identitas yang melekat
padanya. Menyadari dan menghormati keragaman, tak hanya sebagai cara mengenali
sesama tetapi juga memuliakan ciptaan-Nya.
Berapa jumlah suku bangsa, bahasa, dan suku di Indonesia?
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, hingga tahun 2010,
ada 1300-an lebih suku bangsa di Indonesia. Sementara, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa
Kemendikbud) telah memetakan dan memverifikasi 718 bahasa daerah di Indonesia.
Agama-agama yang dianut oleh penduduk Indonesia, jumlahnya juga banyak. Selain Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, kita juga mengenal agama-agama
lokal seperti Parmalim, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Marapu, dan lain sebagainya.
Mereka mempraktikkan adat serta tradisi yang berbeda satu
dengan lainnya. Bahasa yang dituturkan juga tidak sama. Keyakinan serta
ajaran-ajaran yang dianut pemeluknya hadir dalam doktrin serta ritual yang
berlainan. Perbedaan-perbedaan ini adalah bagian dari kekayaan bangsa Indonesia
yang harus dihormati dan perlu dijaga. Salah satu ciri bangsa Indonesia
adalah keragaman yang dimilikinya. Tidak hanya sebagai ciri, kebudayaan yang
beragam itu adalah sekaligus jati diri bangsa Indonesia.
Indonesia adalah negara yang memiliki dua identitas
sekaligus. Identitas pertama bersifat primordial atau jati diri yang berkaitan
dengan etnis, suku, agama, dan bahasa. Identitas kedua bersifat nasional. Jika
dalam identitas primordial kita melihat banyak sekali jati diri, tidak demikian
halnya dengan identitas nasional. Dalam jati diri kita yang bersifat nasional itu,
kita bersama-sama memiliki satu warna, satu identitas. Dengan begitu, keunikan
Indonesia terletak pada keragaman sekaligus kesatuannya. Keragaman pada
identitas kita yang bersifat primordial sementara kesatuan dan persatuan
terletak pada jati diri kita yang bersifat nasional.
Tugas besar yang membentang di hadapan kita sebagai sebuah
bangsa yang besar adalah mengelola keragaman sebagai sebuah kekuatan yang
saling mendukung satu dengan lainnya. Tidak ada cara lain bagi segenap elemen
bangsa untuk terus mengingat dan menyadari eksistensi kita sebagai bangsa yang
dicirikan oleh kebinekaan pada identitas kita yang bersifat primordial. Tak
hanya menyadari, tetapi proses selanjutnya harus terus diupayakan, yakni
mengenali keragaman-keragaman tersebut. Dalam setiap upaya pengenalan, ada
tujuan mulia yang tersimpan di dalamnya, yakni menghargai setiap budaya,
religi, suku, serta bahasa sebagai identitas khas dan unik yang melekat pada
diri manusia.
Posting Komentar untuk "Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas"
Terima kasih atas kunjungannya di blog pulpen guru. Untuk berkomentar, silahkan gunakan kata-kata yang baik dan sopan ya.